Wednesday, October 10, 2012

Belajar Bahasa Arab, Mengapa Tidak?

Bismillah, Segala puji milik Allah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah. Pembaca yang dirahmati Allah, sebuah fenomena yang dapat kita saksikan di zaman ini bahwa kini perhatian sebagian kaum muslimin tertuju kepada bagaimana mereka dapat menguasai bahasa-bahasa asing demi kepentingan dunia. Waktu, tenaga, pikiran dan biaya dicurahkan guna meraihnya.

Namun, yang memprihatinkan adalah tatkala mereka lalai mempelajari bahasa  arab demi kepentingan akhiratnya. Sebagian beranggapan bahwa belajar bahasa arab itu sulit. Sebagian yang lain yang beranggapan bahwa belajar bahasa arab sudah terlambat karena faktor usia. Bahkan ada juga yang menganggap bahasa arab kurang penting dan justru meremehkannya.

[1] Bahasa Yang Paling Mulia
Ketahuilah, wahai pembaca yang dirahmati Allah, dari sekian bahasa yang ada di dunia ini, Allah telah memilih bahasa arab sebagai bahasa yang mulia untuk kitab yang mulia (Al Qur’an) yang diturunkan kepada rasul yang mulia (Muhammad shallallahu’alaihi wasallam) melalui malaikat yang mulia (Jibril ‘alaihissalam) di tanah yang mulia (Arab) di bulan yang mulia (Ramadhan). Kita menyakini dengan sepenuh hati bahwa pilihan Allah adalah pilihan yang terbaik. Maka muslim yang sejati adalah muslim yang memuliakan dan mengistimewakan apa saja yang Allah muliakan dan istimewakan. Jika demikian, apakah ada bahasa yang lebih mulia dan istimewa dari bahasa arab?

[2] Bahasa Al Qur’an dan As Sunnah
Kita menyakini dengan sepenuh hati bahwa Al Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam melalui Jibril ‘alaihissalam sebagai petunjuk hidup bagi manusia hingga akhir zaman. Dengan diturunkannya Al Qur’an ini maka manusia memiliki pedoman untuk menempuh kehidupan ini sehingga manusia menjadi terarah ke jalan yang lurus. Allah menjadikan Al Qur’an sebagai sumber hukum islam yang pertama. Allah telah menjadikannya berbahasa arab agar manusia memahaminya. Allah berfirman (yang artinya): “Dan kami telah menurunkan Al Qur’an berbahasa arab agar kalian memahaminya”. [Surat Yusuf : 2].

Ibnu Katsir menafsirkan :”Yang demikian itu, dikarenakan bahasa arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas dan makna lebih mengena jiwa manusia. Oleh karena itu, kitab yang paling mulia (yakni Al Qur’an) diturunkan kepada rasul yang paling mulia (yakni Rasulullah), dengan bahasa yang termulia (yakni bahasa arab), melalui perantara malaikat yang mulia (yakni Jibril), ditambah kitab ini pun diturunkan di daratan yang paling mulia di muka bumi (yakni tanah arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yakni Ramadhan), sehingga Al Qur’an menjadi sempurna dari segala sisi. [Tafsir Ibnu Katsir]. Itulah hikmah Allah yang sangat agung. Namun, untuk kita -yang bukan orang arab- tentu tidak bisa memahami kandungan tiap ayat dalam Al Qur’an dengan baik tanpa kita mempelajari bahasa arab.

Kemudian, sumber hukum kedua setelah Al Qur’an adalah As Sunnah. Imam As Syafi’i mengatakan bahwa As Sunnah mempunyai 3 fungsi  yaitu menguatkan Al Qur’an, menjelaskan Al Qur’an dan memberikan hukum tambahan yang tidak terdapat di dalam Al Qur’an [Ar Risalah]. Allah telah memilih para sahabat nabi untuk meriwayatkan As Sunnah ini dari Nabinya ke generasi selanjutnya dan seterusnya sampai ke kita dengan sanad. Kita jumpai As Sunnah yang sampai ke kita adalah dalam bahasa arab dan untuk memahami As Sunnah ini dengan baik diperlukan pemahaman bahasa arab yang baik pula. Dengan demikian, bahasa arab menjadi suatu yang sangat penting untuk dipelajari.

[3] Bahasa Bacaan-Bacaan Shalat
Shalat adalah rukun islam kedua. Sholat merupakan amalan besar karena ia adalah amalan yang pertama kali dihisab di akhirat kelak. Jika sholatnya baik maka akan baik pula semua amalannya. Namun, jika sholatnya jelek maka akan jelek seluruh amalannya. Ulama sepakat bahwa bacaan yang terdapat di dalam sholat harus diucapkan memakai bahasa arab. Jika sholat tidak menggunakan bahasa arab maka sholatnya tidak sah. Kemudian, bacaan yang terdapat di dalam sholat adalah bacaan yang indah yang maknanya hanya bisa dipahami dan dihayati manakala ia mengerti bahasa arab. Oleh karena itu, mari belajar bahasa arab agar kita mengetahui makna bacaan-bacaan sholat. Semoga Allah memperbaiki sholat-sholat kita dan menerimanya.

[4] Salafus Shalih Sangat Mencintai Bahasa Arab
Imam Asy Syafi’i mengatakan :“…Hal ini karena, bahasa arab telah Allah pilih sehingga Allah menurunkan kitab-Nya berbahasa arab dan menjadikan bahasa arab sebagai bahasa penutup para Nabi. Oleh karena itu, kami katakan seyogyanya setiap orang yang mampu belajar bahasa arab untuk mempelajarinya dan mencintainya tanpa harus melarang orang berbicara dengan bahasa lain”. [Iqtidho Sirothil Mustaqim, Ibnu Taimiyyah]. Diriwayatkan pula bahwa Imam Ahmad berkata : “Tanda keimanan para orang ‘ajam (non arab) adalah kecintaan mereka terhadap bahasa arab” [Iqtidho Sirothil Mustaqim, Ibnu Taimiyyah]. Jika demikian kedudukan bahasa arab di hati generasi shalih sebelum kita, lalu bagaimana kedudukan bahasa arab di hati kita?

[5] Berpengaruh Positif Terhadap Akal, Akhlak dan Agama
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :”Merupakan metode paling baik adalah membiasakan berkomunikasi dengan bahasa arab hingga anak kecil sekalipun dilatih berbahasa arab di rumah dan di sekolah, hingga nampaklah syiar islam dan kaum muslimin. Hal ini mempermudah kaum muslimin untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah serta perkataan para salafush shalih…..Dan ketahuilah, membiasakan berbahasa arab akan sangat berpengaruh positif terhadap akal, akhlak dan agama”. [Iqtidho Sirothil Mustaqim, Ibnu Taimiyyah].

Seorang yang pandai bahasa arab maka ia akan cenderung senang untuk membaca dan menelaah berbagai kitab para ulama sehingga akan tumbuh rasa cinta untuk menghafal Al Qur’an serta hadits-hadits Rasulullah. Dengan demikian, akan bagus akal, akhlak dan agamanya. Namun, berbeda dengan orang yang pandai bahasa orang kafir tanpa dibekali ilmu agama yang cukup, maka ia akan cenderung lebih senang membaca karya-karya orang kafir. Sedikit demi sedikit ia akan terpengaruh gaya hidup mereka, akhlak mereka yang rusak dan pemikiran yang bobrok sehingga ia dapat terjerumus ke dalam kesesatan akidah dan manhaj. Renungkanlah!

[6] Pelajarilah Bahasa Arab!
Sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu pernah mengatakan: ”Pelajarilah bahasa arab karena bahasa arab adalah bagian penting dari agamamu”. [Iqtidho Sirothil Mustaqim, Ibnu Taimiyyah].
Syaikhul Islam berkata: ”Dan sesungguhnya bahasa arab adalah bagian agama Islam dan hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al Qur’an dan As Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa arab. Hal ini sesuai dengan kaidah bahwa sesuatu yang kewajiban tidak sempurna kecuali dengan sesuatu tersebut, maka sesuatu tersebut hukumnya wajib. Namun, di sana ada bagian dari bahasa  arab yang fardhu ‘ain dan fardhu kifayah. Yang demikian ini, sesuai dengan riwayat dari Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata : Umar bin Khattab menulis surat kepada Abu Musa Al Asy’ari yang isinya: “Pelajarilah As Sunnah, Pelajarilah Bahasa Arab, dan I’roblah Al Qur’an karena Al Qur’an berbahas Arab” [Iqtidho Sirothil Mustaqim, Ibnu Taimiyyah]

Bahasa arab adalah sarana yang paling efektif untuk mempelajari Al Qur’an dan As Sunnah. Karena mempelajari Al Qur’an dan As Sunnah hukumnya wajib maka mempelajari bahasa arab pun menjadi wajib. Dengan demikian, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak belajar bahasa arab sesuai dengan kemampuan masing-masing. Jika dalam diri kita terdapat tekad untuk belajar bahasa arab, maka ketahuilah itu tanda kebaikan. Segera iringi tekad itu dengan usaha-usaha untuk mempelajari bahasa arab. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka ia akan dimudahkan untuk memahami agama ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)

[7] Bahasa Arab Itu Mudah
Sebagian orang beranggapan bahasa arab itu sulit sehingga ia enggan belajar bahasa arab. Anggapan itu tidak benar. Bahasa arab mudah untuk dipelajari karena dalam bahasa arab terdapat sistematika yang mudah dan unik. Jika seseorang sudah memahami sistematika bahasa arab maka belajar bahasa arab akan terasa mudah. Jadi, mulai saat ini buang jauh-jauh kosa kata “sulit” dan segera agendakan waktu untuk mempelajari bahasa arab. Tiada kata terlambat untuk belajar bahasa arab selama hayat masih di kandung badan. Semakin awal mulai belajar bahasa arab semakin cepat kemudahan datang, insya Allah.

Orang yang belum mencoba mempelajari bahasa arab maka ia tidak akan mengetahui betapa indah dan uniknya bahasa arab, cobalah untuk mempelajarinya niscaya akan anda dapati bahasa arab begitu indah. Semoga Allah memberi kemudahan kepada kita semua. Wa shallallahu ’ala nabiyyina Muhammadin wa ’ala alihi ajma’in. [Fitriyansah*]

* Penulis adalah santri Ma’had al-’Ilmi Yogyakarta, aktif sebagai anggota takmir mahasiswa Masjid Pogung Raya dan salah satu anggota tim pengajar bahasa arab di Ma’had ‘Umar bin Khattab Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari

Sumber : http://buletin.muslim.or.id/nasehat/belajar-bahasa-arab-mengapa-tidak
Readmore »

Description: Belajar Bahasa Arab, Mengapa Tidak? Rating: 5 Reviewer: Rizal ItemReviewed: Belajar Bahasa Arab, Mengapa Tidak?

Tuesday, October 2, 2012

Kisah Tukang Kayu

Seorang tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia geluti selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya.

Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya. Namun ia juga tidak bisa memaksa.Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya.

Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati. Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah dengan yang terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."

Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya. Ia begitu malas-malasan. Ia asal-asalan membuat rangka bangunan, ia malas mencari, maka ia gunakan bahan-bahan berkualitas rendah. Sayang sekali, ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.

Saat rumah itu selesai. Sang mandor datang untuk memeriksa. Saat sang mandor memegang daun pintu depan, ia berbalik dan berkata, "Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!" Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal.

Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia harus tinggal di rumah yang ia bangun dengan asal-asalan. Inilah refleksi hidup kita!

Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Anda. Setiap kali Anda memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, lakukanlah dengan segenap hati dan bijaksana.

Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu. Masa depanmu adalalah hasil dari keputusanmu saat ini.
Readmore »

Description: Kisah Tukang Kayu Rating: 5 Reviewer: Rizal ItemReviewed: Kisah Tukang Kayu

Recent Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...